Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Bakti Sang Guru Digugu dan Ditiru

  Opini Bakti Sang Guru Digugu dan Ditiru Karya: Hasyim Sosok guru tak terlepas dari pengakuan baik murid yang pernah diajarnya maupun mereka yang mengakuinya karena ilmunya. Namun seiring pergantian zaman, tak sedikit dari mereka yang harus menelan ludah pahit akibat perbuatannya sendiri.   Mereka telah mengajar – mungkin sudah bertahun - akan tetapi masih belum fasih dalam memaknai menjadi guru. Akibatnya predikat guru yang disandangnya yang sebenarnya sangat mulia menjadi buruk di mata masyarakat juga pada para pemerhati pendidikan. Menjadi guru tidak semata-mata hanya karena sebuah pekerjaan. Berangkat dari triologi pendidikan, guru dituntut untuk menjadi patron perubahan bagi anak didiknya. Guru harus menjadi sosok manusia yang dapat digugu dan ditiru bagi mereka yang diajarnya, bahkan masyarakat pada umumnya. Itulah sebabnya guru harus tampil menjadi orang yang mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Pada saat yang sama, ia juga harus mempunyai kompetensi yang mu...

A LAZY BOY TO BE A TEACHER

Gambar
  In the midst of the hustle and bustle of the residents of Ara village, in a valley called Palong-Palonge, a boy was born named La Simang alias Hasyim from a father named Laeppe and a mother named Yubang who patiently cared for his eight children from his first marriage and his two sons from his second marriage. With great patience, they both cared for and raised me amidst difficult economic conditions with my father working as a mobile farmer and my mother as a housewife. Within a year or two, they had to leave the land they cultivated and move to another place to live for us, their children, so that we could grow up behind our father's big dreams so that we could go to school and not become illiterate people like them. In living our lives, there were times when we had to live in caves, on mountain peaks, and in some barren valleys just to try our luck in the hope that the upland rice which was my father's mainstay crop could still grow until it could be harvested. Howe...

UMAR BAKRI KAMPUNG ARA

Hasyim. Sebuah nama yang diberikan oleh guru kelas yang bernama ibu Masira. Seorang guru kelas saya ketika itu. Nama itu disesuaikan dengan nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya saat lahir. Saya lahir tanggal 8 Mei 1976. “Jadi namamu Ibu ganti ya. Kamu harus punya nama sekolah. Tidak boleh menggunakan nama kampung. Ibu sesuaikan saja nama kampungmu ya. Kamu namanya Hasyim.” Kata ibu Masira kala itu. Nama kampung sesuai aqiqah, La Simang. Menurut penuturan Ibu saya- Yubang, itu bermakna ‘massimang’. Artinya saya sudah merupakan anak yang terakhir. Dalam bahasa Bugis, massimang atrinya undur diri. Ketika kita bertamu ke rumah tetangga atau sanak family, jika hendak pulang biasanya kita mohon pamit untuk pulang. Sebagai adat sopan santun bahasa yang baik diucapkan adalah kata massimang. “Massimangna’ yolo’ ’’, artinya saya permisi pulang dulu. Secara etimologi kata massimang ini juga diartikan mengakhiri sesuatu. Jadi dalam benak Ibu saya ketika memberi nama ini ia ingin men...