Belenggu Impian Terajut di Tahun 2023

 Kisah Kenangan

Karya: Hasyim

Perjalanan hidup yang tak bisa ditebak sama uniknya sebagai manusia. Berawal ketika kepala sekolah mengirimkan surat menjadi peserta diklat menulis puisi akrostik larik di bulan Oktober 2023 atas instruksi Kacabdis Wilayah II Pemprov Sulawesi Selatan. Dalam suratnya diminta sekolah SMA/SMK sekabupaten Gowa melalui komunitas Kami Pengajar Sulawesi Sub Regional Gowa untuk mengutus guru bahasanya menjadi peserta.

Awalnya saya merasa enggan untuk merespon. Bahkan ketika surat itu terkirim di WA pribadi, saya tidak berani untuk mengiyakan atau sekedar menyatakan kesediaan untuk ikut. Bukan karena tidak tahu bentuk pelatihan yang dimaksud akan tetapi ragu dengan kemampuan sendiri yang harus melahirkan karya puisi yang sama sekali belum pernah membukukan satu karya pun. 

Terlintas di benak saya, karya sastra dalam bentuk puisi itu permainan kata mutiara yang memungkinkan kaya dengan makna kias. Tak hanya itu, istilah akrostik juga baru tahu setelah melakukan searching di google. Walhasil muncul keinginan untuk memenuhi undangan itu menjadi salah seorang utusan dari SMAN 5 Gowa. 

Dengan kesan yang menarik oleh ketua komunitas Kami Pengajar Sulawesi, mulai menikmati untaian penjelasan demi penjelasan. Tak terkecuali pengalaman pak Kusnan dengan berbagai karya dan sebagai editor di berbagai terbitan harian di Jawa, saya merasa terbuka asa untuk mencoba menulis seperti yang disarankan. Karya antologi pertama pun lahir dan ditempatkan di halaman ke 31 dengan judul yang sama untuk satu buku, Senandung Persaudaraan Nusantara bersama ketua Kami Pengajar Sulawesi Sub Regional Gowa bapak Syarifuddin Munir. 

Kegelisahan dan rasa penasaran untuk berkarya lewat tulisan pun terasa mulai terbuka dan menemukan jalannya. Niat yang tercipta sejak di bangku SMA itu pun perlahan dapat terwujud untuk belajar menjadi penulis. Sekalipun itu masih seujung kuku dari sekian banyaknya penulis-penulis hebat senusantara. 

Dengan terbitnya buku puisi itu semakin memacu keinginan untuk melanjutkan belajar menjadi penulis. Belajar dari membaca pengalaman dari beberapa teman sesama komunitas Kami Pengajar Sulawesi, baik mereka yang sama pemula maupun yang sudah berpengalaman bahkan telah menerbitkan karya solo, semakin memberikan motivasi untuk lanjut berkarya. 

Atas ajakan ketua komunitas Kami Pengajar Sulawesi, dengan semangat menulis yang mulai menumbuhkan rasa percaya diri, tanpa berpikir banyak hal saya pun ikut lagi dalam kegiatan Belajar Menulis Autobiografi. Antologi menulis autobiorafi sekali lagi memberikan rasa satisfied yang tak terlukiskan. Ada rasa seperti tak percaya dapat kesempatan bergabung dengan komunitas orang-orang yang telah mendedikasikan kemampuan menulisnya untuk anak bangsa dengan profesi sebagai guru. 

Di balik prestasi yang orang-orang hebat yang telah lebih dulu bergabung di komunitas, saya merasa kembali mendapat tempat yang penuh penghargaan dengan di posisikan ke-3 di penulis autobiografi setelah kedua penulis yang pertama. Mereka yang telah banyak melahirkan karya sebagai guru berprestasi khususnya dalam menulis, baik melalui lomba maupun di komunitas sendiri. 

Penghargaan yang mungkin hanya saya yang mengindikasikan sendiri dalam komunitas. Namun dengan buku antologi kedua ini, saya semakin memotivasi diri untuk mencoba mengasa keterampilan menulis dengan bergabung dalam pelatihan menulis bersama Edwrite publisher sistem 30 hari. 

Banyak pilihan yang ditawarkan dalam pelatihan itu. Termasuk berbagai genre tulisan dari non piksi dan piksi. Dengan awal yang juga ragu untuk memulai tapi akhirnya saat ini tulisan dengan genre cerita piksi inspiratif telah masuk tahap launching. 

Kegiatan belajar menulis yang ini berarti yang ke-3, menulis antologi Kisah Kenangan. Flashback yang dapat saya petik dari kegiatan menulis, memberikan kesadaran bahwa cita-cita yang mungkin pada awalnya hanyalah sebatas mimpi akan tetap dapat menjadi kenyataan. Meminjam quote Prof. Johannes Surya, “Tidak ada anak bodoh. Dia hanya butuh guru yang tepat mengajarkan materi ajar dengan tepat.”

Sejatinya seperti itu juga yang saya rasakan sejauh ini. Sejak bergabung di komunitas Kami Pengajar Sulawesi, bersama ketua komunitas telah mengukir pengalaman menulis yang luar biasa bagi saya. 

Jika guru penggerak diharapkan untuk menggerakkan komunitas pada level Satuan Pendidikan masing-masing, tidak keliru lagi bergabung dengan komunitas Kami Pangajar Sulawesi dapat menjadi rujukan yang tepat. 


Malino, 29 Desemer 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buginese's Proverbs

Kenangan Masa Kecil

SERPIHAN HATI TERPAHAT DALAM KATA