Biography of Indonesian scientist



J
Ruang Inspirasi
ika anda meri-flash sejarah, anda akan mengenal siapa sosok berikut ini. Dia adalah presiden RI yang ke-3, Prof.Dr.Ing. Bachruddin Jusuf Habibie.
Selain dikenal sebagai Negerawan, ia juga dikenal sebagai Ilmuwan Indonesia dan bahkan dunia. Ia deberi julukan ‘Mr.Crack’ karena kemampuannya dalam menghitung crack propagation –rambatan keretakan - pesawat secara rinci.
Pak Habibi, demikian ia banyak dikenal orang, lahir di Pare-Pare Sul-Sel, 25 Juni 1936. Karena kemampuannya di bidang tecknologi terutama teknologi pesawat terbang. Hal itu dibuktikannya lewat karya pesawat terbangnya ‘Gatot Kaca N250’. Pesawat Gatot Kaca kala itu menimbulkan banyak spekulasi. Termasuk para ilmuwan dunia. Banyak dari mereka berapologi bahwa kalau Habibi gagal menerbangkan pesawatnya maka habislah dia dan Indonesia. Apalagi demo terbangnya hanya dilakukan di leb. Itu sungguh sangat berbahaya baginya. Namun Pak Habibi yakin akan apa yang ia lakukan. Ia pun berhasil menerbangkannya di tahun 2000, sekaligus membuktikan bahwa apa yang ia usahakan tidak sekedar menghamburkan uang negaranya tanpa karya nyata.
Banyak kepercayakan diberikan kepada Pak Habibi oleh presiden RI ke-2, diantaranya adalah memimpin lembaga dan industry-industri strategis Indonesia seperti: Dirut IPTN, Dirut PT PAL, Dirut Pindad, Ketua Dewan Riset Nasional, Ketua BPPT, Ketua Otorita Pembangunan Batam, Ketua Dewan Pembina Industri-Industri strategis dan hankam, dan Ketua Institut Aeronautika dan Astronotika Indonesia. 
Ketika Pak Habibi menjadi presiden, banyak politisi dan ahli kenegaraan meragukan kemampuannya. Bahkan ada yang sangat psimistis mengatakan kalau RI dapat bertahan sampai 100 hari tanpa chaos maka itu suatu keajaiban bagi seorang Habibi. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya semua kesanksian itu terjawab. Pak Habibi mampu menciptakan kondisi Negara yang kondusif. Sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak ikut lagi dalam bursa pencalonan presiden ke-4 atas mosi tak percaya oleh para anggota dewan yang tidak senang dengan kepemimpinannya. Hal yang paling menyudutkannya adalah  terlepasnya Tim-Tim dari RI. Padahal semua itu diakibatkan oleh konspirasi polilik internasional AS-Australia.  
Entah karena, negaranya tak ingin maju, atau karena memang mereka yang tak suka Pak Habibi, tak punya ruang untuk “menggadai” Negara ini. Pak Habibi yang selalu tenang dan bersahaja ini akhirnya, mengikuti saran anaknya - Ilham Habibi- untuk tak lagi mencalonkan diri menjadi presiden.
Dalam dunia pendidikan, Pak Habibi juga menempati posisi penting. Sebagai mahasiswa berprestasi di dunia teknologi ia menjadi guru besar ITB. Karena kemampuannya juga, ia merupakan anggota The National Academy of Engineering AS dan Royal Swedish Academy of Engineering Sciences yang berhak memberikan pertimbangan bagi calon pemenang hadiah nobel, suatu penghargaan tertinggi bagi para inspirator dunia.
Sebagai ilmuwan dunia, Pak Habibi telah menghasilkan sedikitnya 48 karya tulis fenomenal dalam bidang aerodinamika, termodinamika, dan konstruksi pesawat terbang. Karya-karya itu antara lain adalah desertasi – karya tulis untuk program doctor – tentang kapal selam yang mampu bertahan berbulan-bulan dalam air laut, dan konstruksi pesawat terbang berkecepatan 7 kali kecepatan suara. Atas kepentingan NATO, karyanya yang pertama gagal membawanya mencapai gelar doktor karena diambil alih oleh pembimbingnya. Pak Habibi pun akhirnya memperoleh gelar doktornya dengan yudisium summa cum laude lewat karya keduanya di Technische Hochule Aachen, Jerman tahun 1965.
Setelah menjadi doctor, Pak Habibi lalu bekerja di Messerchmitt Boelkow Blohn (MBB) Hamburg suatu perusahan di bidang sains di Jerman –dulu Jerman Barat. Di perusahaan ini Pak Habibi pernah dipercaya menjadi Wakil Presiden, suatu jabatan tertinggi untuk para ilmuwan non-Jerman. Di posisi itu, ratusan insinyur dan doctor menjadi bawahannya. Di sini juga Pak Habibi membuktikan kemamapuannya atas keberhasilannya menemukan solusi berbagai permasalahan sains para ahli Jerman yang belum mampu terpecahkan selama bertahun-tahun.
Atas kemampuannya itu Pak Habibi menciptan berbagai teori seperti teori habibi, factor habibi, dan metode habibi. Kesemuanya itu dijadikan standar konstruksi pesawat terbang dunia. Oleh para wartawan dunia, ia dikenal sebagai ‘Mr. Crack” pembawa teknologi ke Indonesia dan ‘Everett dari Timur’ – suatu istilah yang diambil dari nama lokasi pabrik Boeing di Seattle Amerika Serikat (AS).    
(diambil dari buku Teknologi Informasi dan
 Komonikasi untuk SMA kelas X)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buginese's Proverbs

Kenangan Masa Kecil

SERPIHAN HATI TERPAHAT DALAM KATA